Dalam sebuah bisnis, tentunya pelaku usaha harus dapat membaca pergerakan pasar. Terutama terhadap elastisitas permintaan dari produk yang kamu jual. Hal ini sangat penting karena dengan memahami hal ini, pebisnis bisa menentukan strategi terbaik untuk bisnisnya.
Oleh karena itu, ada baiknya kamu mulai mempelajari elastisitas permintaan dari bisnis. Kamu bisa mempelajari pengertian, jenis, cara hitung dan faktor yang mempengaruhinya pada artikel ini.
Mengenal Elastisitas Permintaan
Dari sekian banyak jenis pembelian, pastinya harga menjadi salah satu penentu. Apabila harga naik, pastinya akan mempengaruhi niat beli dari pelanggan. Dari pertimbangan pelanggan ini, maka selaku pebisnis kamu harus peka pada elastisitas permintaan pasar.
Baca Juga: Inilah Alasan Penting Penerapan Pelayanan Prima pada Bisnis
Secara ilmu ekonomi, permintaan dan penawaran pasti sangat berhubungan dengan harga yang diberikan. Namun untuk bisa peka terhadap efek kenaikan harga, biasanya butuh cambukan yang berbeda dari setiap pebisnis.
Secara teori elastisitas permintaan adalah ukuran perubahan dari permintaan barang dari konsumen, setelah adanya kenaikan harga. Jadi secara tidak langsung, hukum ekonomi ini adalah mendeteksi ketersediaan konsumen membeli produk walaupun harga masih berbeda.
Price Elasticity of Demand (PED) ini biasanya bisa ditunjukkan melalui sebuah kurva PED, dari kurva ini pebisnis bisa mengambil keputusan terbaik. Karena nyatanya perubahan harga sedikit saja, bisa sangat berpengaruh pada minat beli dari konsumen produk Anda.
Tingkat kepekaan pebisnis dalam memprediksi permintaan pada sebuah produk. Walaupun pada kenyataannya ada faktor lain yang dapat mengukur perbandingan dari persentase perubahan barang terjual.
Elastisitas ini bisa dihitung, melalui perbandingan antara persentase perubahan kuantitas produk terjual dengan persentase harga dari produk tersebut. Dari hasil perbandingan tersebut, akan ditemukan sebuah koefisien elastisitas permintaan.
Dari angka tersebut, pebisnis dapat menentukan strategi terbaik untuk pemasaran produk, melalui sebuah koefisien yang jadi tolak ukur atas pembuatan strategi. Dengan begitu pebisnis dapat meningkatkan persentase keberhasilan pemasaran produk.
Harga aki kering motor merk tertentu turun dari Rp. 135.000 menjadi Rp. 120.000. Akibatnya, permintaan pun meningkat dari 100 menjadi 150 unit.
Tiga Jenis Elastisitas Permintaan
Berdasarkan berbagai faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan untuk suatu produk, elastisitas permintaan dikategorikan menjadi tiga kategori. Diantaranya ada elastisitas harga permintaan, elastisitas silang permintaan, dan elastisitas pendapatan permintaan. Untuk mengetahui rinciannya, simak penjelasan di bawah ini:
1. Elastisitas Harga
Setiap perubahan harga suatu komoditas, baik itu penurunan atau kenaikan, mempengaruhi kuantitas yang diminta untuk suatu produk. Misalnya, ketika ada kenaikan harga produk jaket, maka jumlah permintaannya cenderung akan turun.
Ukuran responsivitas terhadap jumlah permintaan ketika ada perubahan harga itulah yang disebut sebagai elastisitas harga permintaan. Untuk menghitung elastisitas ini, Anda bisa menggunakan rumus berikut:
Elastisitas Harga = (ΔQ/Q) ÷ (ΔP/P)
Keterangan:
Q: Jumlah permintaan awal
ΔQ: Perubahaan jumlah permintaan
P: Harga awal
ΔP: Perubahan harga
Hasil yang diperoleh dari rumus ini menentukan intensitas atau koefisien pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta. Misalnya, jika hasil perhitungan menunjukkan koefisien 5, maka penurunan atau kenaikan harga suatu produk sebesar 1%, maka akan menyebabkan jumlah permintaan meningkat atau menurun sebesar 5%.
Perhatikan ilustrasi berikut:
Perusahaan A menjual produk laptop yang mulanya seharga Rp. 3.500.000 per unit. Namun, karena pandemi harganya turun jadi Rp. 3.000.000 per unit. Maka dari itu lah, jumlah permintaan akan laptop tersebut mengalami peningkatan yang awalnya 10 unit jadi 15 unit per bulan. Lalu, berapakah elastisitas harganya:
Elastisitas harga = (15/10) ÷ (Rp. 3.500.000/Rp.3.000.000)
= 1,5 ÷ 1,17 = 1,28
Hasil perhitungan elastisitas harga laptop di atas menunjukkan koefisien 1,28. Jadi, penurunan harga laptop sebesar 1% menyebabkan jumlah permintaan meningkat sebesar 1,28%.
2. Elastisitas Pendapatan
Tingkat pendapatan konsumen memainkan peran penting dalam kuantitas yang diminta untuk suatu produk. Hal ini bisa Anda lihat dari perbedaan tingkat penjualan barang di pasar pedesaan dengan penjualan barang di kota besar.
Elastisitas Pendapatan ini mengacu pada sensitivitas jumlah permintaan untuk barang tertentu terhadap perubahan pendapatan riil (pendapatan yang diperoleh individu setelah memperhitungkan inflasi) dari konsumen yang membeli barang tersebut. Rumus untuk menghitung elastisitas ini adalah sebagai berikut:
Elastisitas pendapatan = (ΔQ/Q) : (ΔM/M)
Keterangan:
Q: Jumlah permintaan awal
ΔQ: Perubahan Jumlah permintaan
M: Pendapatan awal
ΔM: Perubahan pendapatan
Hasil yang diperoleh dari rumus ini membantu Anda untuk menentukan apakah suatu barang atau produk merupakan barang bermutu rendah, normal, atau tinggi. Jika barang tersebut termasuk barang normal, Anda juga bisa menentukan apakah barang tersebut termasuk barang kebutuhan pokok atau barang mewah.
Apabila koefisien elastisitas pendapatan menunjukkan angka antara nol dan satu, maka jenis barang tersebut tergolong barang kebutuhan pokok. Dan jika elastisitas pendapatannya menunjukkan koefisien lebih dari 1, maka bisa digolongkan sebagai barang mewah.
Baca Juga: Penting! 5 Komponen Biaya Produksi, Bikin Laporan Lebih Rapi
3. Elastisitas Silang Permintaan
Di industri bisnis yang memiliki tingkat persaingan ketat, jumlah permintaan untuk suatu produk tidak hanya tergantung pada bisnisnya sendiri, tetapi ada efeknya bahkan ketika harga barang kompetitor berubah.
Elastisitas silang permintaan atau Cross Elasticity of Demand adalah konsep ekonomi yang mengukur kepekaan jumlah permintaan dari satu barang (X) ketika ada perubahan harga barang lain (Y). Rumus untuk menghitung Cross Elasticity of Demand yaitu:
Elastisitas silang permintaan = persentase perubahan jumlah permintaan produk A / persentase perubahan harga produk B
Hasil yang diperoleh untuk barang pengganti akan selalu positif karena setiap kali ada kenaikan harga barang, permintaan untuk barang penggantinya naik. Sementara itu, jika hasilnya negatif, maka barang tersebut termasuk ke dalam barang komplementer.
Pentingnya Mengetahui Elastisitas Permintaan
Mengetahui elastisitas permintaan suatu produk itu penting dalam menyusun dan menentukan strategi pemasaran yang tepat. Alasannya adalah sebagai berikut:
- Perusahaan bisa merumuskan kebijakan, khususnya kebijakan perpajakan. Barang-barang dengan permintaan elastis pajaknya akan yang lebih tinggi, begitu juga sebaliknya.
- Membantu dalam menentukan harga yang harus dibayar kepada faktor-faktor produksi.
- Perusahaan bisa mempertimbangkan sifat permintaan berdasarkan ketetapan harga produknya. Bila permintaan produk tersebut elastis, maka perusahaan akan mematok harga yang rendah.
- Membantu perusahaan dalam menetapkan harga barang yang akan diekspor. Jika produk tersebut permintaannya tidak elastis, maka harga ekspornya pun tinggi.
Demikianlah penjelasan terkait elastisitas permintaan yang harus Anda ketahui dalam menetapkan harga dan menyusun strategi pemasaran produk. Dengan penetapan harga yang sesuai dengan pasar, maka strategi marketing yang Anda jalankan bisa mendatangkan keuntungan bagi bisnis Anda.
Nah, supaya penetapan harga dan pemantauan keuntungan bisnis dapat terpantau dengan baik, Anda perlu sistem pencatatan keuangan yang komprehensif dan bersifat real-time. Lantas, di mana pebisnis bisa mendapatkan sistem pencatatan dan pembukuan keuangan yang terbaik?
Jawabannya adalah Accurate Online, yakni software akuntansi buatan anak bangsa yang memiliki fitur lengkap, mudah diakses, dan berbasis cloud. Software ini sudah terbukti dapat membantu ribuan pebisnis dalam mengembangkan usahanya. Penasaran? Silahkan coba free trial 30 hari dari Accurate Online berikut ini.