Banyak hal yang wajib diserap oleh pelaku usaha. Mulai dari ilmu tentang marketing, ilmu penjualan, dan ilmu manajemen dalam berbisnis. Selain itu, ilmu lain yang patut dipahami oleh seorang pebisnis adalah brand equity. Seberapa besar sebuah bisnis dapat membangun brand equity.
Tidak banyak pengusaha di Indonesia yang fokus dalam menerapkan brand equity. Mereka tidak begitu paham dan mengerti tentang brand equity. Konsep brand equity digunakan untuk mengetahui berapa berharga, terkenal, dan reputasi kesuksesan dari sebuah merek.
Merek yang sudah memiliki nilai equity cukup tinggi, mereka akan memiliki customer yang loyal. Bahkan loyalnya pelanggan akan membantu merek secara tidak langsung untuk berpromosi. Namun belum banyak pengusaha UKM yang mampu menghasilkan dan membangun brand equity yang tepat bagi mereknya.
Apa Brand Equity?
Mungkin Anda baru mendengar istilah Brand Equity, brand equity akan timbul atas persepsi konsumen dan pengalaman konsumen menggunakan produk dari merek yang kita miliki. Di perusahaan besar, brand equity sudah menjadi bagian dari tim marketing.
Dalam brand equity akan memberikan sebuah definisi mengenai identitas dari sebuah produk. Ketika brand sudah memiliki brand equity yang jelas, si pemilik brand tidak perlu terus menerus menjelaskan mengenai apa itu brand.
Selain tentang identitas, brand equity akan menjadi sebuah pengendali pasar. Di Indonesia, ketika kita ingin makan ‘mi instan’ kita akan menyebut ‘Indomie’. Sebuah brand mie Instan yang sudah cukup terkenal dan memiliki positioning yang jelas.
Banyak brand lain yang sudah memiliki brand equity tersendiri di Indonesia. Kita bisa sebut Aqua, The Botol, dan sebagainya. Ketika brand equity sudah cukup jelas, maka potensi pasar pun akan sangat luas. Untuk mencapai brand equity cukuplah berat. Karena tidak semua brand berhasil masuk ke posisi tersebut.
Seorang ahli marketing dari Universitas Dartmouth yakni Professor Kevin Keller pun menyebutkan tentang brand equity merupakan keinginan dari seseorang untuk melanjutkan menggunakan suatu brand atau berhenti.
Pakar marketing asal Indonesia, Hermawan Kertajaya mendefinisikan brand equity sebagai aset menciptakan value bagi pelanggan dengan meningkatkan layanan kepuasan dan tetap menghargai kualitas.
Kenapa Brand Equity sangat Penting?
Anda pasti bertanya, seberapa penting brand equity terhadap suatu brand, apa lagi jika brand itu masih sangat kecil dan belum banyak dikenal. Tentunya sangat penting. Karena dengan brand equity menjadi salah satu kemampuan pelanggan dalam mengintrepretasikan dan memproses informasi, sehingga meningkatkan kepercayaan pelanggan untuk membeli brand Anda.
Bagaimana Membangun Brand Equity?
Brand equity tumbuh dan berkembang dari experience pelanggan dari penggunaan brand. Proses ini terkadang terjadi dengan organik, meskipun ada unsur-unsur marketing yang dibangun oleh brand untuk mengenalkannya kepada pelanggan.
Tahapan Brand Equity yang harus diketahui oleh pebisnis :
Awareness : Mengenalkan brand ke khalayak sebagai target pasar. Dengan cara membangun awareness.
Recognition : Ketika target konsumen sudah kenal, ini merupakan hasil dari iklan dan awareness yang dibangun.
Trial : Setelah mereka mengenalinya, mereka akan mencobanya brand yang Anda bangun.
Preference : Ketika konsumen menikmati brand dengan baik dan brand menjadi pilihan yang lebih disukai.
Loyalty : Setelah mereka mengenal, mencoba hingga dan merekomendasikan kepada orang lain dan mereka akan gunakan brand secara terus menerus.
Memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan adalah salah satu inti dari marketing. Sehingga mengelola dan menciptakan brand equity tersebut harus berlandaskan faktor pelanggan tersebut. Hal ini dilakukan agar brand bisa memiliki arti tersendiri bagi pelanggan.
Keberhasilan dari sebuah brand equity, konsumen bisa membedakan produk yang kita miliki dengan jelas. Serta konsumen selalu memberikan kesan positif terhadap brand yang kita miliki tersebut. Ini adalah sebuah respon yang harus diketahui oleh pemilik brand.