Image default
Bisnis

Jenis-Jenis Analisa BEP dan Faktor yang Mempengaruhi!

Untuk menjalankan sebuah bisnis, setiap pelaku usaha tentu menginginkan profit atau laba. Namun, resiko kerugian tentu juga tidak lepas saat memulai sebuah bisnis. Untuk mencegah hal-hal buruk ini, setiap pelaku usaha wajib mengetahui BEP dan jenis-jenis analisa BEP. Dengan begitu, perusahaan dapat tetap berjalan secara efektif dan terhindar dari yang namanya kerugian hingga kebangkrutan.

Nah, untuk mengenal lebih jauh tentang BEP atau Break Even Point ini, yuk simak ulasan selengkapnya lewat artikel yang satu ini.

Pengertian Break Even Point (BEP)

Sebelum mengenal jenis-jenis analisa BEP, mari mengenal apa itu BEP atau Break Even Point terlebih dahulu. Dalam dunia akuntansi, BEP sendiri sering disebut sebagai analisis titik impas. Pada situasi ini, jumlah pengeluaran untuk biaya produksi sama dengan jumlah pendapatan yang diterima dari hasil penjualan, di mana total laba dan rugi berada pada posisi 0 titik. Hal ini menunjunkkan bahwa perusahaan tidak mengalami kerugian maupun keuntungan.

Analisa BEP sangat penting dilakukan karena menjadi sebuah acuan dalam analisis proyeksi jumlah unit yang harus diproduksi serta jumlah biaya yang harus dikeluarkan. Begitu pula dengan masalah harga penjualan, di mana pelaku usaha harus mampu mendapatkan titik impas agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

Baca Juga: Sering Salah Kaprah, Ini Loh Pengertian Balik Modal Sesungguhnya

Kehadiran BEP bagi perusahaan sangat bermanfaat dalam hal penghitungan target minimal penjualan agar perusahaan bisa meraih keuntungan yang ditargetkan. Selain dalam dunia bisnis, Break Even Point ini juga sering dimanfaatkan oleh para investor saham. Mereka selalu menggunakan kalkulasi saham yang dibuat dengan metode BEP saat melakukan transaksi jual beli saham. Dengan begitu, mereka akan tahu kapan waktu yang tepat untuk membeli ataupun menjual saham.

Jenis-Jenis Analisa BEPJenis-jenis Analisa BEP

Dalam melakukan analisa BEP, BEP dihitung dengan menggunakan empat element penting, berikut penjelasannya.

  • Fixed Cost (Biaya Tetap), merupakan biaya yang harus tetap dikeluarkan perusahaan meskipun jumlah produksi bertambah atau berkurang. Beberapa contoh fixed cost ini ialah seperti biaya gaji pegawai, biaya sewa gedung, bunga bank dan masih banyak lagi.
  • Variable Cost (Biaya Variabel), merupakan biaya proporsional yang disesuaikan dengan volume produksi perusahaan. Adapun beberapa contohnya ialah seperti upah lembur, biaya bahan baku, BBM dan sebagainya.
  • Revenue (Pendapatan), merupakan jumlah total dari uang yang diterima dari hasil penjualan.
  • Profit (Keuntungan), merupakan selisih antara total penghasilan dikurangi dengan biaya tetap dan biaya variable.

Setelah mengetahui element-element penting dalam analisa BEP, selanjutnya mari membahas tentang jenis-jenis analisa BEP pada tiga poin berikut ini.

BEP Unit

BEP unit sendiri didapatkan dari fixed cost yang dibagi dengan margin kontribusi untuk setiap unitnya. Nilai margin tersebut didapatkan dari selisih harga jual dengan variable cost per unit. Nilai margin juga bisa didapatkan dari hasil bagi antara jumlah total keseluruhan penjualan dengan variable cost. Berikut adalah rumus lengkapnya:

BEP Unit = (Fixed Cost)/(harga unit – variable cost unit)

BEP Nilai Penjualan

Rumus BEP nilai penjualan dihitung sesuai dengan hasil dari nilai penjualan. Berikut adalah bentuk rumusnya:

BEP =biaya tetap/(1-(variable cost/harga))

BEP Mata Uang

Adapun rumus BEP mata uang sering digunakan ketika ingin mendapatkan nilai BEP sesuai mata uang yang digunakan. Caranya ialah dengan membagi biaya tetap dengan hasil pembagian kontribusi margin dengan harga unitnya. Berikut merupakan rumus lengkapnya:

BEP Mata Uang = (Fixed cost) / (Kontribusi margin unit/harga unit)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Meningkatnya BEP

Beberapa faktor yang mempengaruhi meningkatnya BEP ini terdiri atas tiga poin penting. Berikut ulasan selengkapnya.

Peningkatan Penjualan

Aktifitas produksi perusahaan yang meningkat ditujukan untuk mengimbangi peningkatan penjualan. Dengan begitu BEP pun akan mengalami kenaikan untuk menutup biaya penambahan produksi tersebut.

Biaya Produksi Meningkat

Selain biaya produksi, BEP juga dapat meningkat akibat naiknya biaya sewa gedung, gaji karyawan serta biaya-biaya lainnya.

Perbaikan Peralatan

Perbaikan peralatan juga menjadi faktor yang menyebabkan naiknya BEP. Jumlah target unit yang tidak bisa diproduksi sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan akan berujung pada meningkatnya biaya operasional perusahaan. Oleh sebab itu, titik impasnya menjadi semakin meningkat.

Secara keseluruhan, jenis-jenis analisa BEP memang sangat penting untuk diketahui oleh para pelaku bisnis. Dengan demikian, usaha yang mereka jalankan tidak berakhir pada kerugian hingga resiko gulung tikar.

Related posts

Tentang Brand Equity untuk Merek yang Kuat Bagi Pengusaha UKM

Iskandar Rumi

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD): Pengertian, Ciri, Tujuan, Peran, Kelebihan dan Kelemahannya

admin

Arti Flagship: Produk Andalan Suatu Bisnis, Bagaimana Pemasarannya?

admin