Pernah mendengar istilah goodwill? Dalam akuntansi sebenarnya istilah ini bukanlah hal yang baru, namun bagi sebagian orang awam, istilah ini mungkin masih terasa asing. Untuk itu, Anda dapat membaca seluruh penjelasan lengkap terkait apa itu goodwill, dalam artikel ini.
Bisa dibilang, istilah goodwill ini kerap dipakai dalam neraca keuangan perusahaan atau pencatatan keuangan dalam sebuah bisnis. Nah, berikut ini adalah beberapa penjelasan berkaitan dengan pengertian goodwill, manfaat, cara menghitung, hingg peranannya dalam akuntansi perusahaan.
Apa Itu Goodwill?
Secara umum, goodwill adalah aset perusahaan yang non riil atau tidak berwujud. Di mana peranannya terbilang penting dalam neraca keuangan perusahaan.
Sedangkan secara khusus, goodwill adalah set pada neraca keuangan perusahaan yang diklasifikasikan ke aset tak berwujud. Di mana goodwill ini muncul pada neraca atau laporan posisi keuangan perusahaan ketika perusahaan ingin mengakuisisi perusahaan lain dengan membeli di atas nilai pasar wajar (fair value market) yang terdiri dari aset bersih yang ingin dibeli. Nah, selisih nilai pembelian tersebut lah yang disebut dengan aset goodwill.
Baca Juga: 14 Jenis Bidang Akuntansi dan Penjelasan Lengkapnya
Bila diartikan secara singkat, goodwill merupakan aset yang tidak berwujud, yang berupa selisi nilai dari kelebihan harga beli yang di atas harga pasar pada sebuah transaksi akuisisi perusahaan.
Goodwill ini terbentuk dari beberapa faktor, yaitu identitas perusahaan yang kuat, sumber daya manusianya yang kompeten dan punya kinerja yang baik, penggunaan teknologi yang mumpuni serta reputasi perusahaan yang baik. Faktor-faktor ini bisa dibilang tidak dapat diukur secara fisik ataupun dikalkulasikan dengan angka-angka. Karena itulah, goodwill ini pun dikenal dengan bentuk rekognisi pada aset perusahaan atau bisnis.
Seperti yang sudah disebut sebelumnya tentang apa itu goodwill, goodwill ini hanya akan bisa dilihat ketika adanya aktivitas bisnis perusahaan membeli perusahaan lain atau akuisisi. Namun, jika harga beli perusahaan berada di bawah aset mereka, maka yang muncul merupakan goodwill negatif.
Amortisasi Goodwill
Membahas soal goodwill, Anda pun akan bertemu dengan istilah amortisasi goodwill. Amortisasi adalah penyusutan. Di mana istilah ini dipakai untuk aset tak berwujud.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), amortisasi adalah alokasi jumlah penyusutan pada aset tak berwujud, yang dihitung dengan sistematis. Walaupun begitu, penerapan amortisasi ini bisa dibilang tidak lagi diizinkan. Hingga akhirnya Financial Accounting Standards Board (FASB) mengeluarkan konsensi kalau amortisasi pada goodwill tidak lagi diperkenankan. International Accounting Standard (IAS) pun melarang penggunaannya. Dan goodwill hanya diizinkan menggunakan pendekatan Impairment (revaluasi goodwill).
Goodwill ini akan dicatat sebagiannya menjadi beban pada perusahaan. Beban ini akan disusutkan dalam sekian tahun untuk dapat dialokasikan ke masing-masing periode. Dengan tujuan agar tidak mengganggu laporan laba rugi ketika goodwill didapatkan. Karena nilainya yang terbilang baik dan juga diprediksi bisa mendapatkan manfaat di hari mendatang.
Manfaat Goodwill
Setelah memahami tentang apa itu goodwill serta amortisasi goodwill, berikut ini adalah beberapa manfaat dari goodwill dalam akuntansi perusahaan:
-
Mendapat penghasilan dari penjualan produk dari perusahaan
Ketika pengusaha mengakuisisi perusahaan lain dengan menggunakan sistem goodwill ini, hal ini akan membuat harga produk dari perusahaan tersebut dapat dijual kembali. Sekalipun dalam pembelian tersebut terdapat selisih karena melebihi nilai buku perusahaan yang sebelumnya, namun ini tetap akan jadi menguntungkan. Karena bisa saja harga produk atau jasa yang dimiliki perusahaan yang sudah diakuisisi tersebut bisa semakin tinggi.
-
Mendapat penghasilan dari penyewaan
Ketika pengusaha melakukan akuisisi perusahaan lain, penghasilan yang didapat tidak hanya berasal dari perusahaan sendiri saja, namun juga dari perusahaan yang diakuisisi tersebut. Karena, kalau perusahaan tersebut tidak dijual, perusahaan tersebut akan disewakan. Uang sewa tersebut dapat menjadi penghasilan, selama masa sewa terus berlanjut.
Bila tidak dilanjutkan pun, pengusaha dapat mencari penyewa baru, ataupun dapat dengan mengelola perusahaan dengan inisiatif sendiri bila punya modal untuk melakukannya.
-
Mempercepat layanan pelanggan
Memiliki aset goodwill ini tidaklah masalah, asal selisih yang ada tercatat baik pada neraca atau laporan keuangan. Karena hal ini dapat menjadi penambah kualitas pelayanan dari perusahaan tersebut pada pelanggan. Karena, mengakuisisi perusahaan lain membuat pengusaha memiliki dua perusahaan sekaligus, dan bila produk yang dihasilkan setipe, distribusi yang dilakukan tentunya lebih cepat, sehingga pelanggan pun akan lebih puas.
-
Mendapat lisensi perusahaan baru
Ketika melakukan akuisisi pada perusahaan, perusahaan akan mendapat lisensi baru. Karena lisensi milik perusahaan yang diakuisisi akan jadi hak milik yang membeli perusahaan tersebut. Ini terjadi karena lisensi akan dibayarkan pengusaha yang mengakuisisi. Sedangkan pemilik perusahaan lama tidak punya hak milik lisensi tersebut.
-
Menurunkan jumlah tenaga kerja
Ketika perusahaan mengakuisisi perusahaan lain, penguasaha akan leluasa mengatur ketersediaan sumber daya manusia atau tenaga kerja di kedua perusahaan yang mereka Kelola. Ketika pada perusahaan lama, SDM dianggap terlalu banyak dan tidak dibutuhkan, maka dapat dikurangi atau dialihkan ke perusahaan baru. Hal ini akan menguntungkan, karena pekerjaan dapat lebih efektif dan efisien.
-
Pengeluaran jadi lebih efektif dan efisien
Mungkin banyak yang menganggap bahwa goodwill terkesan merugikan, karena perusahaan mengakuisisi perusahaan lain tanpa terlebih dulu mengukur nilai buku perusahaan lama. Namun untuk di masa yang akan datang, bisa jadi keuntungan malah jadi lebih tinggi, salah satunya yaitu dapat menghemat pengeluaran.
Misalnya pengeluaran gaji tenaga kerja, di mana gaji tidak lagi jadi terlalu besar, karena sebagian tenaga kerja telah dikurangi atau dialihkan ke perusahaan baru.
Cara Menghitung Goodwill
Memahami apa itu goodwill juga berarti Anda harus paham cara menghitung goodwill. Ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk menghitung goodwill, yaitu:
- Cari nilai buku dari seluruh aset perusahaan, termasuk total aset lancar, aset tidak lancar, aset tetap dan juga set tidak berwujud. Nominal ini akan dijadikan suatu laporan posisi keuangan dalam perusahaan.
- Mencari serta medeterminasi nilai wajar (fair value) aset perusahaan.
- Membuat penyesuaian aser dengan membandingkan nilai buku dan juga nilai wajar aset yang ada.
- Menghitung total aset bersih dari nilai buku, terutama nilai wajar aset. Rumusnya adalah: Nilai Aset Bersih = Total Aset – Total Liabilitas atau Kewajiban
- Menghitung nilai goodwill dengan rumus: Goodwill = Harga Jual Aktual – Nilai Bersih Aset berdasar Nilai Wajar
Baca Juga: Penting! 5 Prinsip Akuntansi Modern yang Harus Dipahami Pemilik Bisnis
Peranan Goodwill Pada Akuntansi Perusahaan atau Bisnis
Goodwill dalam akuntansi perusahaan punya perananan untuk mengkalkulasikan apakah nilai dari goodwill akan memberi pendapatan atau keuntungan di masa mendatang atau tidak.
Nilai goodwill juga akan dipadukan dengan neraca lain yang berkaitan dengan transaksi perusahaan yang diakuisisi. Hal ini akan memperjelas pendapatan dari mana saja yang didapat perusahaan pemilik. Bila menimbulkan kerugian besar, juga dapat diputuskan untuk dijual kembali ke perusahaan lain yang mungkin ingin mengakuisisi dengan sistem goodwill.
Itulah beberapa hal terkait apa itu goodwill beserta penjelasan lain yang wajib dipahami. Untuk memudahkan pencatatan serta perhitungan aset, di mana salah satunya adalah goodwill, Anda dapat menggunakan bantuan dari software akuntansi Accurate Online. Anda bisa mendapatkan software ini di mitramandiri.id.