Image default
Akuntansi

Penting! 5 Komponen Biaya Produksi, Bikin Laporan Lebih Rapi

Komponen biaya produksi merupakan salah satu penentu keberhasilan kegiatan usaha, hal ini sangat berhubungan dengan penjualan produk. Terutama untuk perusahaan yang menangani produksi produk secara mandiri, tentunya dengan adanya komponen ini segala urusan keuangan produksi dapat tercatat dengan baik.

Sebagai seorang pelaku bisnis, ada baiknya Anda mulai mempertimbangkan untuk mempelajari dan memperbaiki pencatatan biaya produksi. Terutama dengan lebih mengenal apa itu biaya produksi dan komponen-komponen yang bersangkutan.

Apa itu Biaya Produksi

apa itu komponen biaya produksi
Sumber by Pexels

Secara garis besar, biaya produksi adalah segala dana yang bersangkutan dalam kegiatan operasional produksi pada sebuah bisnis. Dimana biaya ini nantinya akan diolah menjadi HPP, melalui beberapa prosedur yang telah ditentukan. 

Baca Juga: Accurate Online: Software Akuntansi UMKM & Perusahaan berbasis Cloud

Biaya ini mencakup seluruh kegiatan produksi, mulai dari pengadaan barang, distribusi, biaya pengolahan, hingga biaya lain yang bersangkutan dengan proses produksi. Dari seluruh dana yang ditanggung perusahaan, pastinya harus masuk dalam laporan perusahaan sebagai bahan evaluasi.

Secara teknis biaya produksi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti harga beli barang baku, tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Sehingga untuk mendapatkan angka yang akurat, setiap kegiatan harus dicatat dengan terperinci.

Tujuan Pencatatan dan Perhitungan Biaya Produksi

tujuan komponen biaya produksi
Sumber by Pexels

Untuk dapat mengevaluasi kinerja dari sebuah bisnis, segala kegiatan yang berhubungan pada perputaran keuangan harus tercatat dengan benar. Terutama biaya produksi yang memiliki skala prioritas yang cukup tinggi ini, pasalnya biaya ini merupakan salah satu persyaratan audit dari sebuah bisnis.

Dengan adanya pencatatan dan perhitungan yang tepat atas biaya produksi, perusahaan atau bisnis akan mendapat berbagai benefit. Selain itu ada tujuan lain dari pencatatan dan perhitungan biaya produksi, berikut beberapa diantaranya:

1. Menentukan HPP (Harga Penjualan Produk)

Hal pertama yang menjadi alasan kenapa pencatatan biaya produksi sangat penting, adalah untuk menentukan harga jual dari produk yang Anda buat. Dengan begitu sebuah perusahaan dapat menentukan berapa perkiraan margin atau target yang ingin dicapai, hal ini akan sangat membantu ketika pengajuan proposal pada penyuntik dana.

2. Mengevaluasi Produk dan Kinerja Bisnis

Dengan adanya perhitungan yang matang dari biaya produksi, sebuah perusahaan dapat mengevaluasi apakah kegiatannya sudah berjalan sesuai harapan dan tujuan perusahaan. Selain itu sangat memungkinkan untuk mengevaluasi kualitas produk melalui kualitas bahan baku maupun sumber dayanya.

3. Persyaratan Audit dari Kegiatan Usaha

Dalam sebuah kegiatan audit, pastinya akan sangat berhubungan dengan data keuangan, tak terlepas dengan pencatatan biaya produksi pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu setiap pencatatan dan perhitungan biaya produksi harus bisa terarsipkan dengan baik.

 Beberapa perusahaan besar menggunakan bantuan aplikasi akuntansi online seperti aplikasi Accurate dari Meet Solutions. Selain mampu membuat pekerjaan lebih ringan dari otomatisasi perhitungan produk, aplikasi ini juga terintegrasi pusat dan berbasis web online.

Sehingga pemangku usaha dapat melakukan kegiatan pengawasan dimana saja dan dimana saja. Aplikasi ini juga memiliki berbagai fitur pendukung lain untuk pengolahan kebutuhan akuntansi perusahaan, tak heran ribuan perusahaan sudah bekerjasama dengan aplikasi akuntansi ini.

Baca Juga: Software Pembukuan Konter Pulsa Gratis, Juga Untuk Jenis Usaha Lainnya

Komponen Biaya Produksi

komponen biaya produksi
Sumber by Pexels 

Untuk membuat pencatatan keuangan pada perusahaan Anda lebih rapi, ada baiknya Anda memahami dan mempelajari beberapa komponen biaya produksi ini. Dengan begitu pencatatan biaya produksi akan lebih rapi dan kondusif.

Fix Cost (Biaya Tetap) 

Istilah fix cost atau biaya tetap mengacu pada biaya yang tidak berubah, yang dimaksud disini adalah biaya tersebut tidak mengalami fluktuasi nilai. Biaya tetap merupakan biaya yang ditanggung perusahaan, dimana biaya ini tidak bergantung pada perubahan jumlah barang maupun jasa yang laku terjual.

Biaya tetap juga merupakan biaya yang tidak terpengaruh pada perubahan aktiva bisnis yang dimiliki perusahaan. Contohnya fix cost ini adalah gaji karyawan dan juga sewa gedung atau ruko.

Secara teknis, biaya ini terbagi atas dua biaya, dimana biaya tersebut adalah discretionary fixed cost (tergantung kebijakan perusahaan) dan committed fixed cost (ditentukan di awal). Yang akan diakumulasikan menjadi biaya tetap pada akhir perhitungan.

Variable Cost (Biaya Variabel)

Berikutnya ada biaya yang nilainya fluktuatif sesuai pendapatan dan output, namun dalam biya ini selalu berulang atau selalu dikeluarkan. Biaya ini biasanya berupa kartu kredit maupun biaya yang dikeluarkan untuk distribusi barang.

Secara garis besar untuk mencapai titik impas, sebuah perusahaan harus menyeimbangkan pengeluaran dan pemasukannya. Jadi dalam perhitungannya, biaya ini sangat bergantung pada keluar masuk barang yang terjadi pada kegiatan bisnis. 

Saat jumlah produksi meningkat, biaya variabel akan ikut naik, sedangkan saat biaya produksi menurut, variable cost juga akan ikut turun. Jadi secara tidak langsung bisnis ini sangat bergantung pada kegiatan produksi pada masing-masing perusahaan.

Average Cost (Biaya Rata-Rata)

Komponen ketiga ada average cost atau biaya rata-rata dari pengeluaran perusahaan, untuk memenuhi biaya proses produksi yang dibagi dengan perolehan output. Komponen ini dapat menunjukkan berapa jumlah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan, dalam proses produksi pada setiap unit produk.

Average Cost ini menjadi salah satu penentu dari HPP sebuah produk siap jual, yang akan mengalami beberapa pengolahan terlebih dahulu. Dengan menghitung HPP dari perusahaan, akan menghindarkan bisnis dari kerugian dalam proses pemasaran produk. 

Marginal Cost (Biaya Margin)

Komponen selanjutnya adala biaya produksi yang digunakan untuk mengetahui biaya tambahan yang harus dikeluarkan perusahaan. Biaya ini adalah perubahan atau selisih dari total biaya produksi awal dan akhir. 

Marginal cost menjadi salah satu biaya yang penting dan harus tercatat dalam laporan keuangan perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena biaya ini timbul ketika kuantitas produksi bertambah, sehingga secara otomatis biaya produksi juga ikut naik. 

Total Cost (Biaya Total)

Komponen terakhir adalah total cost, dimana biaya ini adalah akumulasi dari seluruh biaya tetap yang ditanggung oleh sebuah perusahaan pada periode hitung. Biaya inilah yang nantinya jadi acuan dalam evaluasi bisnis, dimana akan ada kegiatan perbandingan serta perhitungan antara total biaya setiap periodenya.

Biaya ini juga dapat menjadi pengukur efektifitas kerja maupun kegiatan usaha, dengan perbandingan total cost dari kompetitor di pasaran. Setiap total cost akan mengalami peninjauan yang menjadi salah satu faktor pertimbangan dari para investor.

Kesimpulan

Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi sangat berpengaruh pada perkembangan sebuah bisnis. Hal ini terjadi karena dengan perhitungan dan pencatatan terperinci, perusahaan dapat mengevaluasi kegiatan usaha yang dilakukan selama periode terhitung.

Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pelaku bisnis terlebih dahulu harus memahami pengertian, fungsi dan komponen biaya produksi yang harus dihitung dan dicatat. Perusahaan juga bisa menggunakan aplikasi pendukung yang dapat menunjang kinerja menjadi lebih baik.

Pastikan untuk memilih aplikasi terbaik dan terpercaya seperti software Accurate dari mitramandiri.id. Yang memiliki integritas dan keamanan tingkat tinggi, serta sistem otomatis yang support segala jenis device.

Related posts

Gambaran Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur

admin

Memahami Tentang Aset Tetap, Lancar, dan Tidak Lancar

Iskandar Rumi

Pembukuan UMKM Menggunakan Software Pembukuan Sederhana Gratis

admin