Buku besar akuntansi adalah salah satu hal yang penting bagi kelangsungan bisnis. Bagi pemilik bisnis ataupun akuntan, tentu terkait buku besar ini bukanlah hal yang asing lagi. Walaupun begitu, memahami segala hal tentang buku besar ini tentu adalah hal yang wajib dilakukan, terutama sebelum membuatnya. Ini dia penjelasan lengkap terkait buku besar.
Pengertian Buku Besar Akuntansi
Pengertian buku besar menurut para ahli, seperti menurut Gito Brahmana, buku besar merupakan tahap pencatatan akhir pada akuntansi yang menampung seluruh ringkasan data yang sudah dikelompokkan yang sumbernya dari jurnal.
Sedangkan menurut Ade Firmansyah, buku besar adalah kumpulan akun yang dipakai dalam merangkum transaksi yang sudah dicatat dalam jurnal umum
Dapat disimpulkan bahwa buku besar adalah sekumpulan akun-akun yang dipakai dalam meringkas transaksi yang sudah dicatat pada jurnal. Bisa dibilang, buku besar atau ledger ini merupakan tahap catatan terakhir pada akuntansi. Di dalamnya, terdapat riwayat seluruh transaksi serta saldo keuangan di suatu periode akuntansi. Di akhir periode nanti, catatan ini akan dipakai sebagai sumber data untuk membuat laporan keuangan.
Baca Juga: 14 Jenis Bidang Akuntansi dan Penjelasan Lengkapnya
Fungsi
Sebelumnya sudah disebutkan bahwa buku besar ini termasuk hal yang penting bagi bisnis. Adapun fungsinya adalah:
- Untuk mengumpulkan data-data terkait transaksi keuangan perusahaan di suatu periode tertentu, dan secara berkelanjutan
- Menjadi alat untuk menggolongkan data keuangan yang ada, dan akan dicatat di jurnal
- Validasi transaksi yang sudah terkumpul
- Bahan serta informasi untuk menyusun laporan keuangan
- Menjadi catatan penyesuaian pada akun-akun perusahaan
- Pembaharuan akun yang ada di buku besar dan data transaksi
Jenis
Dari jenisnya, terdapat 4 buku besar yang umumnya juga jadi kebutuhan perusahaan atau bisnis, yaitu:
1. Buku besar umum (general ledger)
Buku besar umum adalah seluruh perkiraan yang saling berdiri sendiri dan ada di suatu periode tertentu, seperti piutang, kas, modal serta persediaan utang. Jenis Buku besar ini adalah ikhtisar pengaruh dari transaksi di perubahan aktiva, kewajiban perusahaan dan juga modal dari perusahaan.
2. Buku besar pembantu
Jenis berikutnya ini juga sering disebut dengan buku tambahan. Buku besar pembantu ini berisikan rekening-rkening yang khusus mencatat piutang dan utang usaha dengan rinci. Buku ini dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu buku besar pembantu piutang usaha dan buku besar pembantu utang.
- Buku besar pembantu piutang usaha; disebut juga buku piutang khusus, yang berisikan detail langganan kredit, jumlah transaksi, lokasi dan perusahaan mana saja yang melakukan penjualan dengan kredit.
- Buku besar pembantu utang; atau disebut buku utang, yang berisikan catatan khusus mengenai pemasok dengan detail. Di dalamnya juga termasuk catatan siapa pemasok yang memberikan pinjaman kredit dan jumlah utang.
3. Buku besar kreditor (creditors ledger)
Buku besar akuntansi berikutnya ini berisikan kumpulan informasi yang berasal dari satu jurnal yaitu pembelian. Ini bertujuan agar dapat memberi pengetahuan tentang informasi terkait kepada pemasok mana saja perusahaan berhutang uang, dan juga nominalnya.
4. Buku besar debitur (debtors ledger)
Buku besar debitur hanya dapat mengumpulkan informasi yang berasal dari jurnal penjualan. Ini bertujuan agar dapat memberi pengetahuan tentang pelanggan mana yang berhutang dan nominal utangnya.
Bentuk-Bentuk Buku Besar Akuntansi
Selain terbagi berdasar jenisnya seperti yang sudah dijelaskan di atas, buku besar pun dibagi lagi berdasar bentuknya, yaitu:
- Buku besar bentuk T; bentuk ini bisa dibilang merupakan yang paling sederhana dan juga paling sering digunakan. Dalam bentuk T, sisi kiri menunjukkan debit dan sisi kanan menunjukkan kredit. Buku besar bentuk T ini dipakai dalam keperluan analisis transaksi dan menjelaskan mekanisme penggunaan akun.
- Buku besar bentuk Skontro; ini adalah buku besar bentuk 2 kolom, di mana bisa dikatakan ini adalah bentuk T, namun yang sudah versi lebih lengkapnya.
- Buku besar bentuk Staffel; bentuk buku besar satu ini punya halaman dan lajur saldo. Terdapat 2 jenis buku besar Staffel, yaitu buku besar 3 kolom yang memiliki lajur saldo tunggal dan juga buku besar 4 kolom yang memiliki lajur saldo rangkap. Staffle kolom tunggal umumnya dipakai ketika membutuhkan penjelasan terkait transaksi yang lebih banyak. Sedangkan staffle kolom rangkap mirip dengan tunggal, hanya berbeda di bentuk yaitu kolom saldo dibagi menjadi dua, debit dan kredit.
Cara Memposting ke Buku Besar
Posting adalah istilah yang punya arti sebagai aktivitas mencatat buku besar. Karena buku besar adalah pemindahan akun yang berasal dari jurnal umum, maka posting ini dilakukan setelah pembuatan jurnal umum. Nah, untuk lebih jelasnya, ini di acara memposting ke buku besar:
- Pindahkan tanggal transaksi di jurnal umum ke kolom tanggal yang ada di buku besar
- Pindahkah juga jumlah debit serta jumlah kredit di jurnal umum ke kolom debit dan kredit yang ada di buku besar
- Masukkan nomor halaman di jurnal ke kolom referens pada buku besar
- Kemudian pindahkan informasi dan juga keterangan singkat di jurnal umum ke buku besar.
Baca Juga: Akuntansi Perpajakan Pada Perusahaan dan UMKM, Mengapa Penting?
Cara Membuat Buku Besar Akuntansi
Anda dapat menggunakan Microsoft Excel untuk lebih mudah dalam membuat buku besar akuntansi, karena Anda dapat memanfaatkan rumus Excel yang ada. Berikut ini cara membuat buku besar:
1. Persiapan
Setelah Anda telah selesai melakukan pencatatan transaksi di jurnal, baik itu transaksi pembelian, penjualan, penerimaan kas ataupun pengeluaran. Kemudian, Anda dapat membuat form buku besar. Untuk melakukan perhitungan dan memidahkan saldo yang berasal dari buku jurnal, Anda bisa menggunakan fitur serta rumus Ms. Excel.
Bentuk form untuk buku besar terdiri dari tanggal, pos, debit, kredit dan juga saldo (debit dan kredit).
2. Pembuatan buku besar di Ms. Excel
Kemudian, di bagian ini ada beberapa langkah yang dapat dilakukan yaitu:
- Di bagian teratas yaitu bagian nama akun atau rekening, Anda bisa memilihnya di list yang sudah tersedia. Untuk pembuatannya, Anda bisa menggunakan menu: Data – Data Validation – Data Validation – Setting.
Kemudian, di menu Validation Criteria – Allow – pilih List – Source – ambil data dari daftar rekening. Daftar rekening dapat dibuat pada satu sheet bersama buku besar ataupun secara terpisah dengan memberikan nama COA – Chart of Account
Untuk membuat daftar, Anda bisa membuatnya berdasar nama rekening atau kode rekening. Kemudian, jumlahkan transaksi rekening yang ada di sisi debit dan kredit, lalu hitung salo rekening dengan rumus SUMIF. Setelahnya, saldo akan didapat dengan menghitung selisih dari saldo di debit dengan kredit.
Itulah pembahasan mengenai buku besar akuntansi beserta cara membuatnya. Untuk dapat membuat laporan keuangan yang baik, tentunya wawasan terkait buku besar ini haruslah dipahami. Karena, kesalahan yang dilakukan dalam prosesnya akan berdampak pada kesalahan hasil akhir yang jadi tidak akurat.
Nah, karena itulah, untuk dapat meminimalkan kesalahan ketika pembuatan laporan keuangan ataupun pencatatan transaksi, Anda dapat mengandalkan software akuntansi Accurate Online. Untuk mengetahui segala fitur terbaik yang ditawarkan Accurate Online, Anda bisa mencobanya selama 30 hari secara gratis. Cek mitramandiri.id, untuk info lengkapnya!